Setelah parkir anda akan masuk untuk membayar retribusi sebesar Rp 2.000/ 1 orang, karena saya membawa kendaraan (sepeda motor) jadi saya harus membayar Rp. 4.000 rupiah. Memasuki halaman pantai, terlihat pohon-pohon besar hijau dengan jalan-jalan setapak, sebuah masjid yang belum selesai di renovasi, dan pemandangan para penjual di sana-sini dengan lapak-lapak tradisional. Para penjual ini menjajakan jajanan tradisional rujak, rokok, es kelapa muda, dan buah-buahan, dan hanya seorang yang saya jumpai saat itu menjual cindera mata khas camplong.
Memasuki bibir pantai saya duduk di antara tapal batas bangunan penahan debur ombak. Bangunan tempat duduk ini terbuat dari tembok semen yang tinggi. Duduk melihat pemandangan sekitar pantai dari sini; anak-anak kecil yang berlari-lari diantara debur ombak, ibu bapak, dan kaum muda-remaja yang berpacaran hmm... bagaimana kemasyarakatan Madura tercium aromanya dari Camplong.
Yang mengasyikkan dari pemandangan pantai Camplong adalah para nelayan dengan perahu motor kecil yang beraktivitas. Dari lokasi saya duduk, saya melihat bagaimana mereka datang dari tengah laut untuk mencari ikan. Sebaliknya, dari lokasi saya duduk ini dapat dilihat mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk terjun ke tengah-tengah laut, 3 orang nelayan naik perahu untuk mencari ikan di laut lepas.
Pantai Camplong pantai yang kecil dan sederhana, di sana-sini fasilitas umum untuk pengunjung masih sangat minim. Tidak ada peringatan yang jelas tentang bahaya ombak. Mereka yang datang dan berkunjung dapat dengan bebas berlari tanpa ada petugas baywatch yang bersiap-siap menolong. Hm.. pengunjung sangat bebas.
Sekitar setengah jam saya puas melihat pemandangan pantai ini, saya memutuskan untuk pulang ke rumah. Sebelum itu saya beli rujak dari seorang nenek Rp. 6.000 rupiah, es degan Rp. 8.000,- dan cindera mata Gantungan Kunci Rp. 4000 dan tali rambut Rp. 7.000,-
Camplong dan pantainya saya kira sangat menarik untuk dikunjungi jika anda bermain ke pulau Madura. Bangunan dan fasilitas memang sangat sederhana dan minim. Tapi dari Camplong akan terlihat bagaimana orang Madura menghabiskan waktu, nelayan-nelayan pemberani yang mengingatkan kita akan keberanian pelaut Madura.
Di pantai
Ombak hijau terpagut tembok penahan
Bisu ....
Mata kesepian tertuju kapal-kapal
Pelabuhan kecil pantai kecil
Asing dalam pelarian,
Aku jatuh hati pada lubuk,
Pada angin siang hari
Nyiur masih menari
Tapi aku tetap harus segera pulang.
Seperti mereka yang sedang pulang dengan kapalnya
Nelayan pulang, pahlawan keluarga dengan kulit yang mengeras
-Camplong-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar